Sabtu, 25 Maret 2017

Rangkuman Cerpen "Sarung Kiai Ababil"

Rangkuman Cerpen "Sarung Kiai Ababil"

Kisah yang apaling berkesan selama dipesatren,tentu kisah tentang Kiai Ababil. Ia Kiai yang cukup kondang dikotaku. Pernah dimusuhi Lekra,ketika Lekra sedang gencar mementaskan sandiwara keliling. Kiai ababil menentang keras lakon-lakon itu sehingga ia pernah diburu dan mau dihabisi.
Sustu hari,orang yang member tahu bahwa Kiai Ababil bersembunyi digua dengan menggunakan jalur burung terbang. Namun,meskipun gua persembunyiannya telah dikepung,Kiai Ababil lolos juga. Waktu itu diyakini ia bias menghilang,atau mungkin juga terbang.
Bagiku,yang berkesan dari Kiai Ababil adalah sarungnya.sarung yang biasa sebagaimana orang memakai celana pendek atau panjang. Masa itu aku bagian dari orang-orang yang ikut berebut mecuci sarung Kiai Ababil. Muncul perasaan puas jika aku berhasil memcuci sarungnya. Rasanya seperti baru saja menunaikan tidak  ibadah.
Untuk bias meraih keinginan mencuci saraung Kiai Ababil,para santri kerap membuat sayembara. Untuk sayembara kecil-kecilan ini saja,aku selalu ambisius. Bahkan aku menempuh cara tidak sehat. Aku suap beberapa santri dengan sebatang rokok supayamereka sengaja mengalah.
Aku paling suka mencuci sarungnya ketika justru baunya minta ampun. Barangkali di situlah nilai berkahnya. Aku tahu kelebihan dan kekurangan Kiai Ababi. Ia juga mudah percaya padaku. Sampai dalam hal menemui tamu.
Tamu yang dating pada Kiai umumnya minta saran dan doa khususnya dalam hal meraih cita-cita dan nasib baik. Banyak tamu yang membawa souvenir berupa jam. Entah jam tangan,dinding,menja dll. Aku dan santri-santri lain merawat dan menginvestasi jam pemberian tamu itu.
Banyak keculasan yang aku lakukan selama hidup dipesantren asuhan Kiai Ababil. Dimasa mudaku,pesantren kutinggalkan. Aku pamit studi kekota lain yang mengantarka aku meraih pendidikan tinggi,berkerja mapan,lalu bergabung dengan sebuah partai.
Tapi kini,di usia tuaku,mirip Kiai Ababil dulu,aku justru hanya tinggal ,eringkuk dipenjara. Menghabiskan hari-hari Cuma dengn selalu mengenakan sarung. Masih cukup lama gerhana hidup yang mesti kutempuh selama dipenjara.
Bodohnya teman-temanku yang dulu kerap kuculasi selama dipesantren tetap berbaik hati kepadaku hingga kini. Mereka masih mau saja menjengukku. Sungguh hamper tidak ada yang kusesali dari seluruh perjalanan hidupku. Karena baik dan buruk yang kulakukan sudah kutebus.   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar