Rabu, 14 Oktober 2015

Ulasan teater

Nama         : Heni Fatmawati
Tugas Ulasan Teater “Mengancam Kenangan” 1C
Mengancam Kenangan
“Dan mungkin yang kekal di dunia ini selain Tuhan,hanyalah kenangan ........ “
Kenangan sesuatu yang sulit untuk dilupakan,sesuatu yang sulit untuk kita hindari dan kita lewati begitu saja.Kenangan itu selalu hidup,bahkan saat pelaku kenangan itu mati.Kita percaya bahwa Tuhan itu abadi,begitu pula dengan kenangan yang abadi entah sampai kapan nanti,hanya waktu lah yang bisa menjawab kapan kenangan itu akan berakhir.
Kenangan seperti bersekutu dengan pagi untuk hadir setiap hari dihidup kita.Tak pernah sekalipun kenangan lupa untuk datang dalam hidup kita.Tapi nyatanya kenangan tidak mengusik tidak juga berisik.Tak hanya dengan pagi,kenangan juga bersekutu dengan debu.Debu yang akan selalu merekam kenangan.Debu yang akan mengingat kenangan.Debu tidak akan pernah melupakan sekecil apapun kenangan.Ia selalu ngingat kenangan,tidak hanya kenangan indah yang dia ingat tapi walaupun sedih kenangan itu akan debu ingat dengan baik.Debu tidak pernah bohong akan kenangan.Ia selalu jujur apa adanya.Walaupun debu sering tidak terlihat oleh kita namun debu selalu melihat apapun yang kita lakukan untuk menjadi kenangan dihidup kita.
Semua orang pasti memiliki kenangan,entah itu kenangan manis atau pun pahit.Seperti halnya tokoh Nyonya yang memiliki kenangan dihidupnya.Raut wajah Nyonya menggambarkan segalanya.Setiap kerutan yang ada diwajah Nyonya bahkan bagai bercerita.
Bermula dari suatu pagi yang terlihat seperti senja.Matahari yang malu-malu untuk mengucapkan selamat pagi.Tangan setengah tua menggenggam gagang sapu bak tentara mengangkat senjata.Sama sekali tidak terlihat gemetar untuk menyatu kerikil-kerikil di ubin teras rumahnya.Nyonya terlalu asik untuk membersihkan teras rumahnya.Di mana kaki-kaki kecil pernah menapak disana bersama sepasang kaki besar yang tidak pernah absen menemani.Seperti ada sesuatu yang turut dalam ijuk sapunya ke kanan kiri,terbuang bergabung bersama debu.Nyonya berusaha memilah debu mana yang harus ia buang karena hasil serpihan dari krikil,dan mana debu yang pernah menempel di telapak kaki.
Setelah selesai dengan sapu dan debu-debu di terasnya,ia segera masuk rumah.Bukan untuk beristirahat,tapi untuk menyampaikan ucapan selamat pagi dari Pagi pada pigura yang berjajar diruang tamu.Setiap satu pigura memiliki satu siluet yang berbeda.Seperti ritual,Nyonya mengusap pigura satu-persatu.Di setiap usapannya menjamah seluruh sisi pigura.Satu-satunya yang hafal pada rutinitasnya adalah debu-debu yang menempel disana,juga debu yang berdiam disudut ruang tamu.

Debu itu lah yang akan selalu merekan kenangan Nyonya.Maka,untuk Nyonya,kenangan itu merupakan tiga pigura di ruang tamunya yang selalu ia ganggu ketika pagi tiba sampai siang terik datang.Atau mungkin dalam pigura itu sesungguhnya kenangan.Tapi yang seisi rumah tahu,kenangan Nyonya adalah sebuah pelukan terakhir dan telapak kaki diteras.Suara-suara berdebum yang merebut pelukannya dan kerikil tajam yang melukai.Maka dipagi yang lain,Nyonya menemukan bayangan terhempas di terasnya bersama daun-daun gugur.
Kenangan yang Nyonya alami,dia ditinggal suaminya pergi dibawa serdadu-serdadu bertopi besi.Entah dimana suami Nyonya pergi dibawa serdadu-serdadu itu.Tak ada satu pun yang tau kemana dia dibawa pergi bahkan Nyonya sendiri pun tak tau.Dan kepergian suami dari Nyonya hanya akan menjadi kenangan yang pahit didalan hidup Nyonya.Anak dari si Nyonya yang selalu ingin diceritakan sebuah dongeng,tapi si Nyonya enggan menceritakan dongeng tersebut.Saat si anak ingin diceritakan kronologis perginya sang ayah,si Nyonya juga enggan meceritakan lagi kisah itu.Sampai akhirnya si anak lelah meminta diceritakan sebuah dongeng oleh si Nyonya.
Begitulah kisah kenangan di hidup Nyonya.Berawal dipagi hari dan berakhir entah sampai kapan nanti.Kenangan yang tak akan pernah bisa ia lupakan dan kenangan yang tak akan pernah bisa ia hapus didalam memorinya.Kenangan yang mengisahkan tentang pahit manis hidupnya.Kenangan tentang bagaimana perjuangannya dalam melalui hidup ini saat ditinggal oleh suami.

Seperti itulah sebuah kenangan.Sederhana jika ingin kembali pada kenangan.Tidak perlu Ia cari ‘kemana’ atau ‘dimana’.Kenangan dihidup kita tidak harus dilupakan dan tidak harus dibuang.Walau sepahit dan sesakit apapun kenangan itu kita tidak boleh melupakan atau membuangnya dari hidup kita,karena kenangan akan membuat kita lebih bisa maju dalam hidup dan lebih bisa menghargai apa arti hidup yang telah diberikan tuhan kepada kita.Hargailah kenangan apa pun bentuk kenangan itu dan jadikan kenangan sebagai bagian hidup kita yang akan kekal walau kita sudah tiada nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar